Militer dikerahkan di ibukota Thailand, Bangkok, menjelang rencana aksi oposisi.
Bentrokan antara kelompok-kelompok pendukung dan penentang pemerintah di Thailand menyebabkan enam orang luka-luka setelah terjadi tembakan dan ledakan.
Kepolisian Thailand menambahkan tiga di antara korban mengalami luka serius.
Wartawan BBC di ibukota Thailand, Jonathan Head, melaporkan bentrokan di luar Bangkok pada Jumat (10/01) terjadi di tengah persiapan Klik gerakan antipemerintah yang berencana melumpuhkan ibukota Senin mendatang.
Mereka berusaha menurunkan pemerintah pimpinan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, adik mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra yang digulingkan oleh militer pada 2006.
Sebagian besar unjuk rasa yang telah berlangsung selama dua bulan terakhir, lanjut Head, berjalan damai karena pendukung pemerintah yang biasanya mengenakan baju merah sejauh ini tidak bergerak ke Bangkok.
Adapun gerakan penentang pemerintah menduduki berbagai jalan dan gedung-gedung kementerian.
"Namun demikian usaha gerakan antipemerintah untuk memberikan dukungan di kantong pendukung baju merah di luar Bangkok memicu kekerasan jalanan," jelas Jonathan Head.
Pekan depan kelompok penentang pemerintah berencana melumpuhkan pusat ibukota, antara lain dengan memblokir jalan-jalan utama. Mereka menyatakan akan memutus aliran listrik dan air ke kantor-kantor pemerintah.
Oposisi menuntut pemilihan umum dini bulan depan dibatalkan, tetapi pemerintah menegaskan pemilihan tidak akan ditunda atau dibatalkan.